Mengenal NJOP dan Hubungannya dengan Appraisal Bank

Mengenal NJOP dan Hubungannya dengan Appraisal Bank

Bagi siapa pun yang terlibat dalam jual beli properti, istilah NJOP (Nilai Jual Objek Pajak) mungkin sudah tidak asing lagi. Namun, tahukah Anda apa sebenarnya NJOP, bagaimana cara menentukannya, dan bagaimana kaitannya dengan appraisal bank dalam proses pembiayaan rumah atau properti? Mari kita bahas lebih lanjut untuk memahami pentingnya NJOP dan peran appraisal dalam menentukan harga pasar properti.

Apa Itu NJOP?

NJOP adalah nilai yang ditetapkan oleh pemerintah sebagai dasar untuk menghitung besarnya Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) yang harus dibayar pemilik tanah atau bangunan. NJOP ini ditentukan berdasarkan harga rata-rata dari transaksi jual beli properti di suatu wilayah, yang dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti lokasi, kondisi tanah, bangunan, dan infrastruktur di sekitar area tersebut.

Beberapa faktor yang mempengaruhi NJOP:

  1. Lokasi Tanah: Tanah di pusat kota atau area strategis akan memiliki NJOP yang lebih tinggi dibandingkan tanah di pinggiran kota.
  2. Penggunaan Lahan: Tanah yang digunakan untuk komersial atau industri biasanya memiliki NJOP lebih tinggi daripada tanah untuk hunian.
  3. Kondisi Infrastruktur: Adanya fasilitas publik seperti jalan, transportasi, dan sekolah di sekitar properti dapat meningkatkan nilai NJOP.

NJOP merupakan acuan yang digunakan oleh pemerintah untuk menghitung kewajiban pajak, namun bukan merupakan harga pasar sesungguhnya dari properti. Umumnya, harga jual tanah atau bangunan bisa lebih tinggi daripada NJOP yang tertera.

Apa Hubungan NJOP dengan Appraisal Bank?

Ketika Anda ingin membeli properti dengan bantuan pembiayaan dari bank melalui KPR (Kredit Pemilikan Rumah), bank biasanya akan melakukan appraisal, yaitu penilaian ulang terhadap properti yang ingin Anda beli. Appraisal bank ini dilakukan oleh tim atau lembaga independen yang bekerja sama dengan bank untuk menilai harga pasar sebenarnya dari properti tersebut.

Appraisal dan NJOP memiliki beberapa kesamaan, namun juga perbedaan yang mendasar dalam penggunaannya:

  1. Tujuan Penilaian

    • NJOP: Ditentukan oleh pemerintah untuk menghitung pajak PBB.
    • Appraisal Bank: Digunakan untuk menilai harga pasar properti yang sebenarnya, terutama untuk menentukan besaran pinjaman yang bisa diberikan oleh bank.
  2. Nilai yang Ditentukan

    • NJOP sering kali lebih rendah dari harga pasar. Hal ini disebabkan karena NJOP lebih bersifat rata-rata dan belum tentu mencerminkan harga jual di pasaran yang sebenarnya.
    • Appraisal lebih akurat mencerminkan nilai pasar karena appraisal memperhitungkan kondisi properti secara lebih rinci, seperti kondisi bangunan, fasilitas, dan tren harga properti di lokasi tersebut.
  3. Faktor-Faktor yang Dipertimbangkan

    • Appraisal bank mempertimbangkan lebih banyak variabel seperti usia bangunan, kualitas konstruksi, serta potensi pengembangan di area tersebut, yang mungkin tidak terhitung dalam NJOP.

Bagaimana Appraisal Bank Mempengaruhi Pinjaman KPR?

Appraisal bank sangat penting karena menentukan seberapa besar pinjaman yang bisa Anda dapatkan dari bank. Bank tidak akan hanya mengandalkan NJOP saat menilai properti yang ingin Anda beli, melainkan lebih pada nilai hasil appraisal.

Contoh: Jika harga properti yang ingin Anda beli adalah Rp1 miliar, dan NJOP properti tersebut adalah Rp700 juta, namun setelah proses appraisal, bank menilai harga pasar properti itu sebenarnya Rp900 juta. Berdasarkan hasil appraisal ini, bank akan menentukan jumlah pinjaman yang bisa diberikan. Biasanya, bank hanya akan memberikan pinjaman sekitar 70-80% dari nilai appraisal, sehingga Anda harus menyediakan dana sendiri untuk sisa pembayaran atau down payment.

Mengapa NJOP Bisa Berbeda dengan Harga Pasar?

NJOP sering kali tidak mencerminkan harga pasar yang sebenarnya karena NJOP ditetapkan setiap tahun oleh pemerintah dan bersifat lebih general. Di sisi lain, harga pasar properti bisa berubah setiap saat tergantung pada kondisi ekonomi, permintaan, dan penawaran di lokasi tersebut. Selain itu, NJOP ditentukan oleh rata-rata harga properti di suatu wilayah, sementara harga jual sebenarnya bisa jauh lebih tinggi atau lebih rendah tergantung dari faktor-faktor spesifik seperti aksesibilitas, kualitas properti, dan fasilitas di sekitar.

Tips Menghadapi Appraisal Bank

  1. Siapkan Dokumen Properti Lengkap
    Ketika mengajukan KPR, pastikan Anda sudah memiliki dokumen lengkap terkait properti yang akan dibeli, seperti sertifikat tanah, IMB (Izin Mendirikan Bangunan), dan bukti pembayaran PBB. Ini akan memudahkan proses appraisal dan mempercepat pengajuan KPR Anda.

  2. Pilih Properti di Lokasi Strategis
    Lokasi menjadi faktor utama dalam penilaian properti oleh bank. Pilih properti yang berada di area dengan infrastruktur yang baik, akses transportasi yang mudah, dan fasilitas umum yang memadai agar hasil appraisal lebih tinggi.

  3. Ketahui Nilai Pasar Sebelum Membeli
    Sebelum membeli properti, lakukan riset pasar untuk mengetahui harga jual properti di daerah tersebut. Ini akan membantu Anda memahami apakah harga yang ditawarkan oleh penjual sesuai dengan hasil appraisal bank atau tidak.

Kesimpulan

NJOP dan appraisal bank adalah dua komponen penting yang perlu dipahami oleh calon pembeli properti, terutama yang menggunakan fasilitas KPR. NJOP digunakan sebagai acuan untuk menghitung pajak, sedangkan appraisal bank berfungsi untuk menilai harga pasar yang sebenarnya dari properti yang akan dibeli. Meskipun NJOP sering kali lebih rendah daripada harga pasar, bank akan mengandalkan hasil appraisal untuk menentukan besarnya pinjaman yang bisa diberikan.

Anda sedang mencari Rumah, Gedung, atau Tanah murah berkualitas di wilayah Jakarta Selatan, Tangerang Selatan, Depok, dan sekitarnya? Atau Anda ingin Rumah dan Properti hunian Anda cepat terjual? Semua proses jual-beli jadi mudah hanya di MakelaRumah. Kunjungi website kami segera di www.MakelaRumah.com

whatsapp button