Membeli rumah pertama adalah salah satu keputusan finansial terbesar dalam hidup. Untuk mewujudkan impian memiliki rumah sendiri, Kredit Pemilikan Rumah (KPR) sering kali menjadi pilihan yang paling tepat. Namun, memilih cicilan KPR yang sesuai dengan kondisi keuangan pribadi merupakan langkah krusial yang harus dipertimbangkan dengan matang. Bagaimana caranya menentukan cicilan KPR yang pas agar tidak memberatkan di masa depan? Berikut beberapa tips yang bisa Anda pertimbangkan.
Uang muka atau down payment (DP) menjadi komponen awal yang harus dipersiapkan saat membeli rumah dengan KPR. Idealnya, semakin besar uang muka yang bisa Anda bayarkan, semakin ringan cicilan bulanan yang harus dibayar. Sebagian besar bank menetapkan DP minimal 10-20% dari harga rumah. Jika Anda mampu membayar lebih dari itu, Anda akan merasakan manfaat berupa cicilan yang lebih rendah.
Contoh: Jika harga rumah yang Anda pilih adalah Rp1.000.000.000 dengan DP 20%, maka:
Salah satu keuntungan KPR adalah Anda bisa memilih jangka waktu cicilan, biasanya antara 5 hingga 25 tahun. Namun, semakin panjang tenor, semakin besar bunga yang harus dibayarkan. Sebaliknya, tenor yang lebih pendek mengharuskan Anda membayar cicilan bulanan yang lebih tinggi, tetapi total bunga yang dibayar akan lebih sedikit.
Misalnya, jika Anda memilih tenor 10 tahun, cicilan bulanan akan lebih besar dibandingkan dengan tenor 20 tahun, namun Anda akan menghemat lebih banyak uang pada total bunga.
Bunga KPR sangat menentukan besar kecilnya cicilan yang harus Anda bayar setiap bulan. Ada dua jenis bunga KPR: bunga tetap (fixed rate) dan bunga mengambang (floating rate). Pada awal masa KPR, biasanya bank memberikan bunga tetap selama beberapa tahun pertama, kemudian akan berubah menjadi bunga mengambang berdasarkan suku bunga pasar.
Saat memilih KPR, Anda perlu memperhitungkan skenario bunga mengambang di masa depan agar tetap siap menghadapi kenaikan cicilan jika suku bunga pasar meningkat.
Menurut para pakar keuangan, cicilan bulanan KPR idealnya tidak lebih dari 30-35% dari pendapatan bulanan Anda. Ini penting agar Anda masih memiliki cukup ruang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan kewajiban lainnya tanpa tertekan oleh beban cicilan yang terlalu tinggi.
Contoh: Jika pendapatan bulanan Anda adalah Rp15.000.000, maka cicilan KPR ideal yang bisa Anda ambil maksimal adalah sekitar 30%:
Dengan angka ini, Anda bisa mencari simulasi KPR yang sesuai dengan kemampuan bayar Anda.
Mari kita lihat contoh simulasi cicilan KPR. Misalkan Anda membeli rumah seharga Rp1.000.000.000 dengan DP 20% dan bunga tetap 7% selama 5 tahun dengan tenor KPR 15 tahun.
Menggunakan rumus perhitungan KPR standar, cicilan per bulan selama bunga tetap adalah sekitar Rp7.192.000. Setelah masa bunga tetap habis, bunga mengambang akan mulai berlaku, yang bisa meningkatkan cicilan tergantung pada kondisi pasar saat itu.
Dengan simulasi ini, jika pendapatan bulanan Anda sekitar Rp20.000.000, cicilan sebesar Rp7.192.000 masih termasuk ideal, karena tidak melebihi 30-35% dari penghasilan Anda.
Selain memperhitungkan cicilan yang sesuai, Anda juga harus memikirkan kondisi keuangan Anda di masa depan. Apakah Anda masih bisa membayar cicilan jika terjadi kenaikan suku bunga atau perubahan penghasilan? Untuk itu, selalu sediakan dana darurat dan evaluasi kondisi keuangan secara berkala.
Membeli rumah pertama dengan KPR membutuhkan perencanaan matang. Pilihlah cicilan yang sesuai dengan kemampuan, perhitungkan dengan cermat tenor dan bunga KPR, serta pastikan Anda memiliki dana darurat untuk menghadapi perubahan keuangan di masa depan. Dengan langkah-langkah ini, memiliki rumah impian bisa terwujud tanpa beban keuangan yang terlalu berat.
Anda sedang mencari Rumah, Gedung, atau Tanah murah berkualitas di wilayah Jakarta Selatan, Tangerang Selatan, Depok, dan sekitarnya? Atau Anda ingin rumah dan properti hunian Anda cepat terjual? Semua proses jual-beli jadi mudah hanya di MakelaRumah. Kunjungi website kami segera di www.MakelaRumah.com.